zionis Israel sangat berambisi mengambil tanah Palestina? (What the media doesn't say)


Hmmm… ambisi, ya?
Karena masalah ini begitu kompleks, sepertinya kita harus kembali jauh kebelakang untuk melihat sejarahnya. Saya coba menceritakannya dengan gaya saya sendiri.

MASA SEBELUM KEMERDEKAAN ISRAEL MODERN

Semua bermula pada abad pertama, tepatnya pada bulan Agustus, tahun 70 Masehi.
Ketika orang Yahudi habis, dilibas oleh orang-orang romawi (Pengepungan Yerusalem).
Yang terkenal adalah jendral Titus, jendral romawi yang meratakan kota Yerusalem dan Bait Allah. 
Dan sejak saat itu orang Yahudi berserak ke seluruh penjuru, mereka tidak lagi mendiami tanah mereka, Yerusalem.

Mereka hidup luntang-lantung, terusir, dikejar, ditangkap, didera, dan dibantai. Mulai dari saat itu mereka hidup sebagai bangsa pelarian. Pada abad-abad selanjutnya, mereka mendapatkan penolakan dari orang-orang Kristen, yang pada masa itu masih Katolik, karena Protestan belum ada. Saat itu orang-orang Kristen seperti merasa bahwa merekalah (orang Yahudi) yang menganiaya dan membunuh Yesus. Menyebabkan seperti ada dendam khusus dari orang Kristen terhadap orang Yahudi, sehingga mereka menjadi sasaran kebencian. Pada masa perang salib, di daerah Portugis, 20.000 orang Yahudi dibantai dan dijarah, rumah ibadah mereka dibakar, ber truk-truk kitab suci mereka dikumpulkan dan dibakar.

Dari Portugis, mereka lari ke Prancis. Sejak jaman Babilonia, karena terbiasa terbuang, terbiasa menjadi bangsa pengembara, bangsa pendatang, orang-orang Yahudi menjadi lebih pintar dalam berdagang, lebih giat dan tekun. Sehingga perekonomian mereka selalu lebih cepat berkembang dibanding dengan orang-orang lokal. Begitu juga di Prancis, mereka dibenci dan diusir.

Dari Prancis, mereka ke Spanyol, dan mendapatkan perlakuan yang sama, bahkan yang paling buruk adalah perlakuan dari orang-orang Kristen Spanyol.
Pada tahun 1.400-an, para orang Yahudi di Spanyol dipaksa untuk masuk Kristen atau pergi dari negara tersebut, dan bahkan bisa sampai dieksekusi mati jika menolaknya.
dan lagi-lagi, mereka lari dari negara tersebut, mereka lari dari Spanyol.

Dari Spanyol, mereka ke Jerman. Bak lingkaran setan, kejadian terus berulang.
Perekonomian mereka lebih baik dari orang-orang Jerman itu sendiri, orang Jerman merasa iri dan mereka diusir. Lagi-lagi mereka lari. Tapi kali ini mereka terpecah, ada yang ke Belanda, Polandia, Rusia. Dan tetap mengalami hal yang sama di negara-negara tersebut.

Di Rusia dan Polandia pada tahun 1.800-an, pemerintah setempat tidak melarang tidak kekerasan terhadap orang Yahudi, rumah atau toko orang Yahudi dijarah, dan tidak ada sama sekali perlindungan, orang lokal yang berhutang kepada orang Yahudi tidak wajib membayar.
Mereka menyebutnya 
pogrom.

Jadi, selama hampir 2.000 tahun, bangsa Yahudi telah terusir, bangsa tak bernegara, mengalami penolakan, perlakuan tidak adil, penyiksaan sampai pembunuhan, sehingga mewarisi kebencian terhadap dunia.

AWAL MULA ZIONIST

Begitu gerakan anti Yahudi menyebar di seluruh negara Eropa, ada seorang Yahudi bernama Theodor Herzl yang merasa harus melakukan sesuatu untuk hal itu, sudah cukup penderitaan bangsa Yahudi. Pada tanggal 14 Mei 1896, Theodor Herzl membuat proposal dalam tulisannya der judenstaat.

Kurang lebih isinya untuk meminta suatu wilayah supaya orang Yahudi mendapatkan sebuah wilayah untuk didiami, tanpa diperlakukan dengan tidak adil dan diusir. Dalam tulisan tersebut disebutkan juga bahwa bangsa Yahudi akan ikut membangun dan berkontribusi untuk wilayah/negara sekitarnya.

Pada waktu itu yang diusulkan adalah Palestina dan Argentina, karena Palestina adalah tanah nenek moyang orang Yahudi dan Argentina adalah tempat di mana ada komunitas orang Yahudi yang terbesar.

Theodor Herzl

Hal tersebut telah didengar oleh banyak orang Yahudi dan itu menjadi mimpi dan visi yang panjang bagi orang-orang Yahudi termasuk Theodor Herzl.

Sejak itulah kata zionist terdengar dimana-mana, terutama dikalangan orang yahudi.
'Return to Zion'
'Kembali ke Sion'

YAHUDI PADA MASA REFORMASI KRISTEN DI JERMAN

Sementara mereka sedang dan masih diperlakukan secara tidak adil, terjadilah reformasi besar dalam kekristenan, yaitu Reformasi Protestan di Jerman oleh Martin Luther. Pada masa ini, orang Yahudi diperlakukan lebih baik, karena Martin Luther bersikap 'wellcome' kepada orang Yahudi, mereka diberikan lebih banyak kebebasan, mereka diberikan kewarganegaraan Jerman.

Orang Yahudi bertumbuh kembali di Jerman pada saat era reformasi Kristen dan bertambah banyak populasinya.

YAHUDI PADA MASA PEMERINTAHAN NAZI

Sayangnya, kondisi berubah 180' pada masa Hitler dengan Nazi-nya memegang kendali. Dengan kebencian yang sangat gila, Hitler membunuh begitu banyak orang Yahudi dengan berbagai cara. Gas beracun, dibiarkan kelaparan, ditembak mati. Hitler melakukan boikot terhadap orang Yahudi secara nasional. Orang Yahudi bebas untuk di perkusi dan dibunuh, baik di jalan, dirumah, dimanapun.

Hitler 'si gila', menganggap ras arya adalah ras yang paling unggul. Sejak tahun 1940–1945, sudah ada sekitar 200.000 orang dibunuh hanya karena cacat atau dianggap cacat, tidak sehat dan ras rendah, tidak peduli apakah itu orang yang sudah tua, orang muda, anak-anak, bayi. Mereka dibunuh dengan dimasukkan ke kamar gas, bayi dan anak-anak penyandang cacat disuntik mati atau dibiarkan kelaparan. Mayat mereka dimasukkan ke dalam oven besar yang disebut kremetorium.

Kuburan para korban di Hadamar.

Kuburan para korban di Hadamar.

9 November 1938 aksi kekerasan pecah secara massive, dalam waktu hanya 2 hari lebih dari 250 Sinagog Yahudi dibakar, lebih dari 7.000 tempat usaha orang Yahudi dirusak dan dijarah. Begitu juga rumah tempat tinggal orang Yahudi, sekolah, rumah sakit, semua dijarah dan dibakar. Aparat keamanan tidak mencegah dan malah mendukung semua perbuatan itu.

Pada keesokan harinya, 30.000 laki-laki orang Yahudi ditangkap dengan dakwaan kejahatan bahwa mereka lahir sebagai orang yahudi. Mereka ditempatkan didalam kamp-kamp konsentrasi, dan banyak dari mereka yang tewas.

Berikut adalah foto-foto pada masa itu.

hancurnya sinagog Fasanenstrasse

toko-toko orang Yahudi yang dihancurkan.

Karena begitu ngerinya keadaan pada saat itu, sekitar 900 orang Yahudi berhasil melarikan diri dengan kapal st. Louis menuju Kuba.

Namun sayang, negara Kuba yang sudah setuju untuk menampung mereka, menarik balik keputusannya. Dengan begitu, mereka melanjutkan pelariannya menuju Florida dan mereka juga ditolak. Jadilah mereka terkatung-katung tanpa tujuan, tidak mungkin kembali ke Jerman dan ditolak dimana-mana.

Sampai pada akhirnya Inggris membantu untuk melobi beberapa negara relasinya. Dan akhirnya Belgia, Belanda, Prancis, dan Inggris itu sendiri membagi-bagi orang Yahudi yang ada di kapal tersebut untuk ditampung.

orang yahudi di kapal st. Louis.

Mendengar hal itu, bahwa beberapa negara tersebut menampung para pelarian Yahudi dari Jerman, Hitler menjadi murka.

Pada saat itu Yahudi berkuasa di berbagai daerah, maka Hitler memerintahkan untuk menangkap semua orang Yahudi yang ada di daerah kekuasaan Jerman. Mereka ditangkap dan dimasukkan ke kamp-kamp konsentrasi, tidak diberi makan dengan layak. Sehingga istilah 'tinggal tulang berbalut kulit' benar-benar terjadi secara harafiah.

Salah satu kamp yang terkenal adalah kamp Auschwitz.

foto-foto para yahudi penghuni camp konsentrasi


Ada 3 juta orang Yahudi yang dibantai Hitler pada tragedi Holocaust, dan sebelumnya dibawah Nazi sudah ada 3 juta orang Yahudi telah dibantai.
Jadi total kira-kira sebanyak 6 juta orang Yahudi mati, artinya pada saat itu 2/3 dari orang Yahudi dibantai.

Karena jumlah korban yang begitu massive, bencana besar, dan menjadi perhatian internasional, maka bergemalah kembali apa yang dikatakan oleh Theodor Herzl.

PERANG DUNIA I

Mundur sedikit, pada saat itu daerah Palestina sudah dikuasai oleh Inggris karena menang perang pada tahun 1914–1918 (PD I) terhadap kekaisaran Ottoman Turki. Perang tersebut terjadi karena pemberontakan Arab Saudi untuk lepas dari kekuasaan Ottoman. Arab Saudi meminta bantuan Inggris dan Prancis dengan perjanjian membagi daerah kemenangan. Dan mereka menang, mereka membaginya, Inggris mendapat wilayah Palestina.

Ada seorang Yahudi kaya, dia sangat mendukung pemikiran dari Theodor Herzl, namanya adalah Rothschild. Dengan kekayaan dan pengaruhnya, Rothschild melakukan lobi kepada Inggris supaya bisa membeli tanah Palestina untuk didiami oleh orang-orang Yahudi. Maka terjadilah deklarasi balfour yang menjanjikan rumah nasional untuk bangsa Yahudi.

deklarasi balfour, 2 November 1917

PERANG DUNIA II

Perang ini melibatkan lebih dari 30 negara. Penyebab perang dunia 2 dipicu oleh invasi Nazi 1939 ke Polandia, perang berlarut-larut selama enam tahun hingga Sekutu mengalahkan Nazi Jerman dan Jepang pada 1945.

Dengan kalahnya Jerman, maka semakin kuat gerakan zionisme, sampai pada akhirnya PBB membagi tanah Palestina menjadi tiga bagian. Pada tahun 1947, di tengah meningkatnya ketegangan antara warga Palestina dan milisi Zionis, PBB memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab dan kota Yerusalem yang diperebutkan akan berada di bawah kendali internasional.

KEMERDEKAAN ISRAEL

Dengan dibaginya tanah Palestina menjadi 3 bagian, 55% untuk Yahudi, 45% untuk Palestina, dan kota Yerusalem sebagai wilayah internasioal, maka pada tanggal 14 Mei 1948 bangsa Yahudi mendeklarasikan kemerdekaannya dengan nama negara Israeldengan David Ben Gurion sebagai Perdana Menteri pertamanya.

sidang pada saat deklarasi kemerdekaan israel, 14 Mei 1948

naskah proklamasi kemerdekaan israel

Dan ini sangat tidak menyenangkan hati bangsa-bangsa Arab. Karena walaupun Israel mendapatkan wilayah tersebut secara hukum internasional, secara sejarah bahwa tanah tersebut adalah tanah nenek moyang mereka, bahkan mereka 'membeli' tanah tersebut, tapi itu sangatlah tidak adil dan menyakitkan hati.

Dalam pandangan bangsa Arab, Yahudi boleh saja mengatakan bahwa tanah tersebut adalah tanah nenek moyangnya ribuan tahun yang lalu, tapi ribuan tahun yang lalu itu mereka dimana? Kemana saja mereka 100 tahun, 200 tahun, 1.000 tahun yg lalu? Tanah ini sudah didiami oleh orang Palestina, dibangun, dan turun-temurun dari orang palestina sudah menempatinya. Bahkan nenek moyang orang palestina juga mati dan dikuburkan di tanah ini.

Menurut pandangan orang-orang Arab, Yahudi tidak bisa tiba-tiba datang dan mengambil tanah Palestina untuk dijadikan hak miliknya dan membuat sebuah negara. Dan juga kenapa Israel yg mendapatkan wilayah yang lebih besar? atas dasar apa membaginya?

Supaya bisa lebih memahami perasaan dan pandangan orang-orang Arab, coba kita misalkan jika hal itu terjadi kepada kita di Indonesia. Apa yang anda yang saya rasakan jika tiba-tiba ada orang yg mengaku, sebut saja orang orang Atlantis, yang tiba-tiba datang dan mengusir kita keluar karena mengklaim bahwa seluruh Nusantara adalah tanah nenek moyang mereka pada 5.000 tahun yang lalu. Begitulah kira-kira perasaan dan pandangan orang-orang Arab.

Untuk catatan, sejak tahun 1917, sejak Rothschild membeli tanah Palestina tersebut dari Inggris, bahkan pada akhir tahun 1800-an, sudah banyak orang-orang Yahudi yang kembali ke tanah Palestina, dan sejak saat itu sudah banyak terjadi konflik andara orang Yahudi dan orang arab di Palestina.

PERANG KEMERDEKAAN 1948

Perang ini terjadi hanya 6 jam setelah setelah proklamasi kemerdekaan 14 Mei 1948 pada jam 4 sore. 5 negara Arab, yaitu Mesir, Lebanon, Yordania, Irak, Suriah, ditambah dengan warga Palestina langsung menyerang Israel. Seolah-olah mereka ingin hari jadi Israel sekaligus menjadi hari mati. Negara-negara Arab tersebut menyerang dari berbagai arah, semua pengamat mengatakan Israel akan segera hancur.

Populasi gabungan negara-negara Arab pada waktu itu lebih dari 100 juta jiwa, sedangkan Israel hanya 500 ribu jiwa. Kekuatan bangsa-bangsa Arab jauh melebihi kekuatan Israel yg notabene secara harafiah memang benar-benar baru lahir.

peta Israel diserang dari segala penjuru oleh negara-negara Arab 

Tapi yang aneh dan luar biasanya, negara-negara Arab yang hebat-hebat ini tidak bisa mendesak Israel. Dari yang tadinya mereka mau menyerang, kini mereka malah sibuk mempertahankan daerahnya masing-masing yang dimasuki olah Israel. Pada akhirnya gencatan senjata dilakukan dan Israel memenangkan perang pada tanggal 7 Januari 1949.

Akibat dari perang tersebut, wilayah Israel menjadi bertambah luas sekitar 50% dari semula. Orang-orang arab Palestina mengungsi secara besar-besaran, dan mereka meyebut hari tersebut sebagai 'hari malapetaka', karena hampir 700.000 orang Palestina mengungsi.

Namun begitu, disisi lain, orang-orang Yahudi yang berkewarganegaraan negara Arab juga diusir dari negara-negara tersebut. Sejak saat itu, masalah ras sudah mulai terseret dalam konflik ini.

pengungsi Palestina di hari 'malapetaka'

Akibat kekalahan besar itu, negara-negara Arab kemudian membuat persetujuan untuk 'perang abadi' terhadap Israel. Sehingga sejak saat itu hingga tahun 1956 sudah ada lebih dari 3.000 kali bentrok dalam skala kecil.

PERANG SUEZ (KRISIS SUEZ) 1956

Singkat saja untuk perang ini, Krisis Suez adalah serangan militer Britania Raya, Prancis dan Israel terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal 29 Oktober 1956. Serangan ini dilancarkan karena pada tanggal 26 Juli 1956, Mesir menasionalisasikan Terusan Suez setelah tawaran Britania Raya dan Amerika Serikat untuk mendanai pembangunan Bendungan Aswan dicabut.

Dari perang ini, Israel berhasil menguasai Sinai dari mesir, dan lagi-lagi wilayah Israel bertambah. 

jalur terusan suezz

PERANG 6 HARI 1967

Dari dua peristiwa perang sebelumnya, membuat Mesir dendam dengan Israel. Pada tahun 1967, Mesir, Syria, Yordania, merencanakan penyerangan besar-besaran terhadap Israel. Mereka mengajak negara-negara Arab lainnya untuk ikut serta dalam penyerangan tersebut.

Mendengar 3 negara Arab tersebut siap menyerang Israel, maka disambut dan didukung oleh, Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan, Libanon, Aljazair, Tunisia. Dalam perang ini, Mesir Lah otaknya, melalui presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.

Dari segi kekuatan, tentu saja Israel tidak ada apa-apanya. Pada saat itu, Mesir adalah yang terkuat dari negara-negara Arab. Terutama angkatan udaranya, karena Mesir mendapat sokongan dari Uni Soviet.

Tapi sebelum negara-negara Arab menyerang, MOSSAD, intelijen Israel sudah mengetahuinya.
Kemudian Israel meneruskan berita tersebut ke Amerika, tapi Amerika tidak merespon.
begitu juga Inggris dan Prancis yang biasa mendukung Israel, juga tidak merespon.
Sekarang Israel harus berjuang sendiri melawan liga arab.

Rapat darurat dilakukan pada tanggal 5 Juni 1967 untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan, karena keadaan sudah sangat genting.

rapat darurat 5 Juni 1967

Akhirnya diputuskan, sebelum diserang, serang terlebih dahulu, hancurkan bandara. Seluruh pasukan diorganisir, terutama angkatan udara Israel. Dengan segera Israel melancarkan serangan pada pukul 07.45 ke semua bandara negara-negara Arab. Sebanyak 200 jet tempur Israel menghancurkan semua pesawat di bandara Mesir, Syria dan Irak, yang dipersiapkan untuk menggempur Israel.

Dalam 3 jam, Israel berhasil menghancurkan 18 bandara dari liga Arab. Akhirnya liga Arab bertempur tanpa angkatan udara, dan jet-jet Israel terus menyerang, mem-bom gudang-gudang senjata dan perbekalan milik liga arab.

Mesir kehilangan 300 pesawat tempur, Syria 60, Yordania 35, Irak 15, Lebanon 1, dan Israel sendiri telah kehilangan 19 pesawat tempurnya.

Walaupun demikian, liga Arab tidak kehilangan semangat, mereka tetap berteguh hati untuk terus berjuang. Teriakan penyemangat berkumandang di radio-radio, radio Baghdad berteriak "bunuh yahudi, bunuh yahudi!" radio Syria melakukan prediksi, "kami akan menghancurkan Israel dalam 4 hari". Radio Mesir juga menyiarkan keberhasilan mereka menembak jatuh pesawat-pesawat tempur Israel, sehingga rakyat Mesir bersorak-sorai dan pada hari itu sekolah-sekolah diliburkan untuk merayakan kemenangan. Sementara itu radio Israel juga memberitakan soal perang sengit serta mengumandangkan lagu 'the bridge on the river kwai'.

Moshe Dayan, mentri pertahanan Israel pada masa itu, jendral 'mata satu' Israel, memberikan pidato di radio untuk membangkitkan semangat tentara Israel.

moshe dayan si jendral mata satu

Sementara sibuk dengan Mesir, Israel memberikan pesan kepada Yordania supaya untuk tidak turut serta. Namun karena raja Yordania, yaitu Raja Husein, telah mendengar soal kemenangan Mesir yang disiarkan melalui radio, maka peringatan Israel tidak digubrisnya.

Tanggal 6 juni Israel menghadapi Yordania, dan pada tanggal 7 Juni Israel berhasil merebut kota Yerusalem dari Yornadia.

Sementara itu pertempuran di Sinai terus belangsung antara Israel yg didukung oleh Amerika dan Inggris, melawan Mesir yang didukung oleh Uni Soviet.

raja hussein, wafat 7 Februari 1999

Dengan direbutnya kota Yerusalem, maka ini merupakan kemenangan besar dan menjadi penyemangat semua pasukan Israel, kota yang telah lepas dari Israel sejak tahun 70, kini telah direbut kembali, maka mereka terus bertempur dengan semangat dan mental pemenang. Hasilnya, Sinai berhasil dikuasai, memenangkan pertarungan di udara dengan Syria dengan menjatuhkan 100 pesawat tempur Syria dan menguasai dataran tinggi Golan, jalur Gaza, dan laut merah.

Komandan perang pada sat itu, Yitzhak Rabin melaporkan hasil kemenangan kepada mentri pertahanan Moshe Dayan. Pada tanggal 11 Juni 1967, gencatan senjata, perang selesai dan merupakan kemenangan besar bagi Israel. Dengan demikian maka Israel semakin bertambah wilayahnya, hampir 3 kali lipat dari sebelumnya, Israel telah menguasai hampir semua kota dan wilayah pada masa kejayaannya dahulu, yaitu wilayah yang dikuasai pada masa kerajaan Yehuda, seperti kota Jericho, Hebron, Betlehem.

prajurit israel menangis di tembok ratapan dan sebagian lagi memasang bendera israel

PERANG YOM KIPPUR 1973

Kekalahan perang 6 hari dan perang-perang sebelumnya, membuat liga Arab seolah-olah memiliki dendam kesumat terhadap Israel. Sementara itu, kemenangan dalam perang 6 hari, membuat Israel menjadi kepala besar, merasa bangga, merasa tidak mungkin lagi bangsa Arab akan menyerang Israel. Namun mereka salah, karena secara diam-diam Mesir dan Suriah membicarakan untuk kembali menyerang Israel.

Tahun 1973 Mesir dipimpin oleh Anwar Al sadat, mengajak Syria, Yordania, Irak untuk sekali lagi perang melawan Israel dengan strategi baru yang disebut strategi 'bad information'. Anwar Al Sadat paham kalau intelijen Israel atau yang dinamakan Mossad sangat hebat dalam menangkap informasi.

Maka Mesir mengajak Syria, Yordania, Irak secara diam-diam untuk membicarakan penyerangan terhadap Israel. Berita ini ditangkap mossad dan di teruskan ke Israel. Sementara Israel bersiap-siap, Mesir, Irak , Yordania dan yang lainnya bergerak dengan pasukan penuh ke perbatasan Israel.

Karena pergerakan terebut, maka pemerintah Israel mengambil kebijakan untuk menghentikan semua kegiatan, setiap orang diminta untuk bersiap-siap berperang. Perdana Menteri Israel pada saat itu, Golda Meir menyuruh pekerja pabrik, petani, peternak, semua warga israel untuk berhenti bekerja dan siap berperang. Israel siaga satu.

Golda Meir, PM wanita Israel

Tunggu punya tunggu, tidak ada penyerangan sama sekali. Setiap kali tentara dari liga Arab ke perbatasan, hanya latihan perang dan kembali pulang, berkali kali seperti itu.
sampai pada akhirnya pemerintah Israel meragukan informasi dari mossad, dan negara sudah terlanjur mengalami kerugian besar. Selanjutnya ada 400 informasi dari mosad yang kemudian tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah Israel.

Pada tanggal 19 Mei 1973, Anwar Al Sadat berkunjung ke Syria dan membicarakan penyerangan ke Israel dan menandatangani sebuah perjanjian untuk menyerang Israel.
Informasi kembali ditangkap mossad dan diteruskan ke pusat, namun tidak ada langkah dan tindak lanjut yang diambil oleh pemerintah Israel. 

Sampai di penghujung hari penyerangan, informasi terus berdatangan dari mossad, dan bahkan CIA juga telah memberitahukan pemerintah Israel bahwa Mesir dan Syria akan menyerang Israel. Tank, rudal, pesawat, semua persenjataan sudah masuk dari Soviet, bahkan data titik lokasi penyerangan sudah didapat. Namun lagi-lagi pemerintah Israel tidak melakukan apa-apa.

Mossad sangat khawatir, sampai pemimpin mossad pada saat itu langsung turun ke lapangan untuk mengecek semua informasi itu dan kemudian menyampaikannya kepada pemerintah bahwa perang akan dimulai dini hari nanti. Tapi seperti orang buta dan tuli, pemerintah Israel tidak mendengarnya, tidak melihatnya, mereka tidak menanggapinya.

Dini hari jam 2 pagi, 6 Oktober 1973, persis hari raya yom kippur, Mesir dan Syria menyerang Israel, dan Israel sama sekali tidak siap. Korban jatuh di pihak Israel sangat banyak, mossad 'menangis'. Israel porak poranda karena berikutnya pada 10 oktober Uni Soviet mengirimkan bantuan senjata untuk mesir dan Syria dari udara.

14 Oktober, Israel meminta bantuan dari Amerika. Tanggal 14 Oktober minta, tanggal 14 Oktober sampai. Dan pada tanggal 15 Oktober, Israel sudah bisa bertempur dengan pelengkapan dan kesiapan yg lebih baik. Kondisi berbalik, pasukan Israel berhasil masuk sampai 40 km ke dalam wilayah Syria, sampai ke Damascus. 16 Oktober, pesawat tempur Israel berhasil masuk ke wilayah Mesir dan menghancurkan instalasi penting Mesir dan kalau saja Israel mau, Kairo bisa ditaklukkan.

17–23 Oktober, pasukan Israel semakin berjaya, Soviet yang meyadari Mesir dan sekutunya tidak mungkin menang, meminta Amerika untuk gencatan senjata, dan Amerika setuju. Lagi-lagi Israel kembali menang. Setelah perang usai, pasukan Israel mundur dari Sinai dan dikembalikan ke pihak Mesir.

Golda Meir dan Moshe Dayan mengundurkan diri tidak lama kemudian.

Perang Yom Kippur adalah perang terakhir Israel dengan negara-negara Arab secara terbuka. Selanjutnya Israel berkonflik dan berperang dengan Hamas, hingga saat ini.


Yang terbaru adalah perang
 ISRAEL-HAMAS 2023.

Dengan semua kejadian diatas, kita bisa paham kenapa zionist Israel sangat 'berambisi' untuk menguasai palestina.

Palestina-Israel dari masa ke masa




0 Comentarios