apakah AI bisa menggeser peranan manusia?





Belakangan ini banyak sekali berita di media sosial mengenai bagaimana sebuah kecerdasan buatan bisa menggantikan peran manusia. Ancaman pada masa depan memberikan rasa takut kepada manusia akan teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Seperti yang diberitakan di internet “kecedasan buatan (AI) diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan pada tahun 2025”. 
Pekerjaan-pekerjaan seperti konstruktur, sopir, chef, bahkan barber kemungkinaan besar akan di gantikan oleh robot. 
Hal-hal yang bersifat seni pun bisa dilakukan oleh robot, seperti lukisan ini 



Lukisan ini dibuat oleh AI dan terjual dengan harga $432,500,. Lagu yang kamu play di blog ini di compossed oleh AI.
Elon Musk CEO dari Perusahaan SpaceX dan mobil Tesla pernah mengatakan dalam salah satu wawancara “Jika ada kecerdasan buatan super yang pengoptimalisasian dan fungsi kegunaannya merugikan manusia di kemudian hari, maka itu akan berdampak sangant buruk.”

Machine Learning atau Artificial Intelligence (AI) atau kecedasan buatan adalah bagian dari ilmu computer yang berfokus pada pembentukan mesin dengan kemampuan kecerdasan yang dapat  berinteraksi dan bekerja seperti layaknya manusia. Manusia belajar dari pengalaman begitupun dengan AI. 
Seorang pemain catur akan makin andal bila iya terus bermain catur dan cara AI kurang lebih seperti itu. 

Contohnya pada tahun 1997 ada pertandingan catur IBM Computer Deep Blue yang berhasil mengalahkan Garry Kasparov seorang Chess Grandmaster yang tidak pernah kalah sebelumnya, dan dia kalah dipertandingan ini setelah hanya dengan 19 gerakan.


Cara AI bermain adalah dia diberikan 100.000 pertandingan catur dan dia pelajari itu semua. Setelah AI itu belajar cara main catur dia akan main catur melawan diri dia sendiri. Setiap kali dia kalah, dia akan update cara dia bermain dan proses ini akan diulang samapai jutaan kali. Sama seperti manusia yang sering main catur, bedanya komputer bisa melakukan ini dengan cara yang jauh lebih dari efisien. di mana manusia hanya bisa main pertandingan dalam satu waktu, komputer bisa mesimulasi banyak pertandingan sekaligus. Pada akihrnya setelah di latih jutaan kali AI mampu mengalahkan Chess Grandmaster Garry Kasparov.
Hal misterius dari AI adalah kita tidak akan pernah tahu cara kerja AI tepatnya seperti apa.

Jadi apakah AI bisa menggeser peranan manusia?

Berawal dari mulanya perang Atalntik pada tahun 1939-1945 antara Inggris melawan Nazi Jerman. di mana pada saat itu Nazi Jerman mempunyai sebuah mesin super canggih yang diberi nama Enigma yang mampu membantai kapal-kapal dari Inggris mapun para sekutunya.
Sekilas mesin ini tampak seperti mesin tik pada umunya, tetapi ini bukan mesin tik Ini adalah alat pengacak pesan. Ketika Jerman akan melakukan penyerangan, semua kapal selamnya berkomunikasi melalui alat ini. Alat ini mempunyai cara kerja yang unik, ketika kita mengetikkan huruf-hurufnya di mesin ini, huruf-huruf di atasnya akan menyala secara acak berbeda dengan huruf yang ditekan. Rangkaian huruf acak inilah yang kemudian di broadcast melalui radio dalam sandi morse sehingga siapa pun yang mendengarnya tidak bisa membaca pesan nyasekalipun disadap. 


Mesin ini didesain supaya kode enigma tidak bisa dipecahkan sekalipun musuh memiliki mesinnya. Mesin ini memiliki mekanisme yang sangat kompleks, sekalipun memijat huruf yang sama berulang kali huruf yang menyala tidak pernah sama. Itu karena setiap tombol terhubung dengan rotor yang terus berputar untuk mengacak hurufnya setiap kali ditekan. Dan bukan hanya 1 rotor tetapi 3 rotor yang berbeda yang berputar secara bergantian. 
Tidak terbayang berapa banyak kemungkinan huruf acak yang dihasilkan oleh 3 rotor ini saja. Sebetulnya bukan hanya 3 rotor tetapi 5 rotor yang bisa dipilih berbeda dan bisa disusun berlainan. Tidak selesai sampai di situ, di bagian depannya juga terdapat Plugboard yang bisa dicabut colok untuk menghubungkan huruf yang satu dengan yang lain, sehingga huruf acak yang dihasilkan rotor bisa diacak lagi.

Mengagetkannya, kalau kalkulasi semua kemungkinan settingan mesin ini dengan rumus permutasi dari susunan rotor plugboard termasuk posisi awal rotor, ada 150 juta juta kemungkinan cara menyeting enigma. Sehingga untuk membaca kode enigma dengan mesin ini, harus menemukan satu dari 150 juta-juta juta kemungkinan. Ilustrasikan kalau ada 10 orang mencoba satu settingan per-menit dan mereka bekerja 7 kali 24 jam maka Butuh Waktu 20 juta tahun untuk mencoba semua settingan enigma. Dan Jerman selalu mengubah settingan enigma setiap hari di tengah malam.

Dari situ Inggris merekrut orang-orang genius untuk memecahkannya, salah satunya adalah Alan Turing. Alan Turing adalah seorang matematikawan yang terobsesi dengan mesin. Pada saat itu hanya ada mesin mekanik yang bekerja secara manual, belum ada Google maupun Excel dan Komputer bukan mesin tetapi orang yang pandai menghitung. Namun Alan Turing pada waktu itu sudah berpikir bagaimana menciptakan mesin yang bisa menghitung layaknya seperti manusia. Alan membuat sebuah jurnal tentang bagaimana menciptakan mesin yang bisa berpikir. Dia menyebutnya The universal computing machine yang hari ini kita menyebutnya komputer. Dan mesin inilah cikal bakal dari adanya AI.

Begitu dia direkrut untuk memecahkan enigma, yang pertama dia pikirkan adalah bagaimana teorinya ini bisa diwujudkan menjadi mesin sungguhan. Karena Turing berteori mesin tidak mungkin dipecahkan oleh manusia kecuali oleh mesin, mesin hanya bisa dikalahkan oleh mesin.

Bagaimana cara mesinnya bekerja itu sangat rumit namun poinnya adalah kerumitan enigma akhirnya bisa dipecahkan Alan Turing, karena dia dan timnya menemukan kelemahan enigma setelah dianalisis secara bahasa dan matematis. Salah satunya ternyata ada kata yang terulang pada kode enigma, dan kata-kata itu disembunyikan Jerman lewat laporan cuaca yang setiap jam 6 pagi diberitakan. Kata kunci inilah yang kemudian diinput pada mesinnya Turing dan mesinnya akan bekerja secara otomatis untuk menemukan settingan enigma. ketika di input kembali di mesinnya enigma pesan asli Jerman pun keluar.


Karena keberhasilannya mesin Turing pun diperbanyak dan pada akhirnya berkontribusi dalam memenangkan perang dan menyelamatkan jutaan nyawa dari serangan Jerman. Seiring berjalannya  waktu mesin Turing pun terus disempurnakan hingga menjadi prototype komputer yang ada sekarang.

Jadi balik lagi ke pertanyaan “apakah AI bisa menggeser peranan manusia?”

Sejatinya memang manusia tidak bisa mengalahkan mesin. Manusia memiliki keterbatasan yaitu waktu.
Seorang guru mungkin membaca 10.000 esai selama 40 tahun kariernya. Seorang dokter mata mungkin melihat 50.000 mata. tetapi mesin bisa melihat jutaan esai, jutaan mata dalam beberapa menit. Kita tidak mungkin bersaing dengan mesin pada level tertentu yang untuk manusia butuh waktu bertahun-tahun, komputer hanya butuh itungan detik.
Kita tidak dapat memilih kapan dan di mana perkembangan teknologi berhenti. Kita tidak bisa memperlambat. Justru kita harus mempercepat.
AI bukan menggeser peranan manusia tetapi AI hidup berdampingan dengan manusia. Kita mungkin tidak bisa tahu cara kerja AI, tetapi kita bisa berkerja sama dengan AI.
Mesin bisa menghitung, kita punya pemahaman. Mesin punya instruksi, kita punya tujuan. Mesin punya objektivitas, kita punya gairah.

Manusia mampu membuat AI dengan waktu yang sangat singkat yang dapat belajar cara main catur, samapi bahkan dia bisa mengalahkan pemain terbaik catur. Manusia mampu membuat mesin yang dapat memecahan teka-teki paling sulit di dunia yang kalau tanpa bantuan mesin butuh berratus-ratus tahun untuk memecahkannya.
Dan bagaimana kalau kita terapkan AI untuk menemukan solusi-solusi yang belum terpecahakn oleh manusia seperit masalah ekonomi, sosial, politik. Untuk menemukan obat penyakit berbahaya yang belum ada obatya seperti kanker, HIV/AIDS, dimensia. Yang kalau manusia cari solusinya mungkin butuh ribuan tahun tetapi dengan bantuan AI pasti akan jauh lebih cepat.

“Kita seharusnya tidak perlu khawatir akan kemampuan mesin sekarang, melainkan kita seharusnya khawatir akan ketidakmampuan mesin sekarang. Ada satu hal yang hanya manusia bisa lakukan yaitu mimpi. Jadi bermimpilah.” 
-Garry Kasparov

 

Source:
The Imitation Game (2014) Movie

0 Comentarios